Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Menua dan Sendirian

Semenjak saya bekerja di EO dan basically lebih sering ke WO alias pengabdi manten (sebuah sebutan dari kawan saya bagi para pekerja jasa yang berhubungan dengan manten), saya lebih banyak bertemu orang, tentu dengan berbagai latar belakang dan cerita yang mereka bawa. Pekerjaan ini menuntut saya untuk banyak ngobrol dengan klien, karena membuat mereka nyaman dan merasa aman adalah tugas utama bagi pekerja penyedia jasa seperti kami. Saya harus ngajak ngobrol dulu, saya harus banyak senyum, dan yang terpenting saya harus jadi pendengar yang baik. Pada dasarnya manusia itu suka sekali ngobrol, kalo sudah nyaman, kalo dianya cuek ya lu bisa ambil kesimpulan sendiri kan? HAHA. Tapi itu memang benar, manusia itu suka ngobrol, enggak tua enggak muda, semuanya suka kalo didengerin. Nah! dengan banyak ngobrol sama orang lain, banyak juga cerita-cerita yang saya tampung, dari yang seneng, sedih dan sedih banget. Tentu saya tidak mengingat semuanya, kita juga paham otak juga secara otomatis me...

Menua dan Tetap Takut

Akhir-akhir ini otak saya dipenuhi dengan hal-hal duniawi, sepertinya saya memang sudah menua, dimana uang menjadi sangat penting dan mendominasi. Saya sering merenung, isi kepala saya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang kemudian saya jawab sendiri, berdebat lalu berdamai, isi kepala saya terasa sangat ramai, cuman hati saya saja yang sepi apasih . Kegiatan merenung seringkali saya ritualkan ketika saya sedang dalam perjalanan panjang, waktu momotoran pulang ke rumah misalnya, atau sekedar muter-muter kota kalau sedang gabut. Tadi malam, saya mengobrol dengan guru spiritual teman saya, satu-satunya nama teman yang selalu muncul di kepala saya ketika ada beberapa keputusan yang perlu saya ambil. Kami ngobrol banyak, tentang duit, cicilan, bos rese, pekerjaan yang numpuk dan balik ke duit lagi. Ada beberapa hal baru yang saya ketahui, yakni sebuah tehnik untuk menekan beban. Sebuah ilmu yang ia ambil dari perkumpulan om-om berbau duit, dan saat mendengarnya saya cuman bisa niup keon...

I Want to Dance, But I Can’t

  Pesta karnaval musim semi, hewan-hewan menjadi pemberani, keluar dari sarang. Tupai-tupai terbangun dan melupakan tidurnya yang panjang, hari baru dimulai. Dari kaki gunung rakyat bersorak, menerangi sudut-sudut hutan yang gelap, membiaskan suara jangkrik dan lolongan anjing liar, pun serigala. Dari puncak istana ribuan lampion diterbangkan, berisikan ribuan harapan, melepasnya dengan senyum dan mengaharap ia kembali sesuai dengan apa-apa yang tertulis diujung yang terbang. Dan aku, sibuk memasang sepatu kaca di kakiku yang lebam. Menata gaun terbaik yang kumiliki, berdiri lama di depan cermin dan meyakinkan diri untuk melangkah keluar seperti para hewan lain. Ribuan kerlip lampu menyambut para tamu, karpet merah terbentang dari ujung istana seperti lidah naga. “bienvenue princesse" kata seorang pengawal tersenyum hangat mengulurkan tangannya untuk membantuku turun dari kereta kencana. Aku mengangguk pelan dan tentu tersenyum. Lantai d...

Kiat-kiat Menghadapi Pertanyaan "Kapan Nikah?" Saat Lebaran

Momen lebaran tidak selalu berkesan baik bagi tiap insan di dunia, bahkan ada yang merasa sedih saat mendengar takbir, entah karena tidak punya uang yang cukup untuk dibagikan ke saudara-saudara atau karena tidak kuat hati mendengar pertanyaan-pertanyaan menyebalkan dari mulut sanak saudara, ya meski tidak sampai dibilang sedih tapi perasaan cemas itu cukup membuat kita murung dan ndongong beberapa hari sebelum akhirnya idul fitri benar-benar datang. Dulu saat awal pandemi datang, tepatnya tahun 2020, saya sangat gembira sekali mendengar kebijakan larangan pemerintah untuk mudik (saya tidak pernah se-Pro ini dengan pemerintah), jiwa introvert saya salto karena saking girangnya, dan tentu saja saya tidak perlu pusing-pusing mendengar pertanyaan "kapan nikah?", apalagi saat itu saya sudah sewang-sewangan (meskipun belum benar-benar putus). Dengan keadaan bathin yang tidak baik, bukankah pertanyaan "kapan nikah" akan terasa seperti garam yang sengaja diwur-wuri di at...