Tentang Buku "Dompet Ayah Sepatu Ibu" JS. Khairen


Buku ini saya pinjam dari seorang teman, awalnya saya belum ada keinginan untuk beli buku ini karena memang kurang tertarik. Tapi melihat review di tiktok saya merasa penasaran dengan isi buku tersebut, kebetulan lagi teman saya sedang memposting kutipan dari buku ini, akhirnya terjadilah transaksi pinjam meminjam. Dengan kebaikan hati teman saya maka saya meminjam bukunya sampai saya menyelesaikan buku ini.

Kesan ketika membacanya sebetulnya biasa saja, tapi ada kutipan-kutipan yang menyayat hati. Alur ceritanya juga terbilang biasanya saja namun cukup menghibur. Kalau disuruh baca ulang, tentu saya lebih memilih buku lain daripada membaca lagi buku ini. Semua itu mungkin karena buku ini bukan tipe buku kesukaan saya, jadi sekali baca saja saya sudah merasa cukup.

Novel ini memang penuh makna, yakni mengangkat cerita tentang keluarga, tentang pengorbanan-pengorbanan kecil namun begitu dalam, tentang nilai-nilai sederhana yang seringkali terlupakan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat beberapa nasihat yang bagus bagi pembaca untuk renungkan, novel ini memang terkesan sangat personal namun tetap universal dalam pesan-pesannya.

Dalam novel ini mengangkat cerita tentang cinta orang tua dalam kehidupan sehari-hari, orang tua yang berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, bahkan jika itu berarti pengorbanan yang tak terucapkan. Dompet ayah dan sepatu ibu menjadi simbol-simbol penting dalam buku ini yang menggambarkan bagaimana kasih sayang orang tua tidak selalu terlihat dalam bentuk kata-kata, tapi lebih pada pengorbanan dan tindakan nyata.

Buku ini cocok untuk dibaca anak-anak remaja yang sedang mengejar impiannya. Untuk orang dewasa juga cocok karena banyak pelajaran hidup yang bisa diambil juga dari buku ini karena memang buku ini penuh dengan nasihat-nasihat yang meneduhkan. Ada satu karakter yang membuat saya kagum, yakni umi. Rasanya pengen banget jadi kayak umi yang punya anak-anak bujang yang hebat banget.

Buku ini juga mengandung banyak pelajaran parenting yang membuatku merasa bahwa memang benar adanya jika madrasah utama terletak di tangan seorang ibu, banyak hal yang bisa dipelajari dari karakter umi disini. Mungkin kalau dulu pembaca suka novel laskar pelangi, novel ini akan memberi vibes yang sama karena berisi tentang cerita perjuangan anak-anak miskin pedalaman Sumatra Barat, jadi cerita di novel ini akan sangat menyentuh.

Buku ini lumayan ringan untuk dibaca, bahasanya mudah dipahami dan banyak sekali kutipan-kutipan yang mengharukan. Karena latar belakang cerita di buku ini adalah wilayah Sumatra Barat, jadi ada beberapa kata yang susah dipahami bagi saya orang jawa meski ada beberapa footnote juga di bukunya. Selamat membaca!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Letter For My "Orang Aneh"

Doa yang Tertunda, Ustadz Hanan Attaki

Opini Tentang Buku "The Mirror of Mohammed" by Abdul Ghaffar Chodri