Opini Santuy Tentang Buku "Reportase-Reportase Terbaik Karya Ernest Hemingway"
Buku ini adalah buku kedua bulan Januari yang saya selesaikan, buku ini sudah lama saya beli namun baru sempat saya selesaikan, lebih tepatnya baru punya mood untuk membaca lagi hehe. Buku ini saya beli tentu saja saya tertarik karena penulisnya adalah sosok yang diidolakan oleh idola saya yaitu Dea Anugrah (akan terus kusebut nama blio sampe kelen muak dengernya wkwkwk). Sebenarnya ini bukan tulisan pertama Ernest Hemingway yang saya baca, sebelumnya saya sempat membaca bukunya yang berjudul the old man and the sea pemenang nobel sastra tahun 1954 meski belum hatam juga sampai detik ini hehe, ya tentu saja saya tahu buku itu dari rekomendasi idola saya Dea Anugrah yang mengaku terinspirasi darii Ernest Hemingway melalui buku tersebut.
Buku the old man and the sea belum berhasil saya hatamkan karena menurut saya penerjemahnya terlalu payah, yang membuat kalimat dari Ernest Hemingway tidak bernyawa. Gaya tulisan Ernest Hemingway di buku ini tetap mempertahankan ciri khasnya yang ringkas, tajam dan langsung ke inti. Sebagai jurnalis dia menulis dengan pendekatan show, don't tell yang membuat reportasenya terasa hidup dan tidak membosankan.
Dia juga punya sudut pandang yang unik, berani, dan kritis. Meskipun reportase yang saya baca ini tidak relevan dengan keadaan sekarang, tapi saya cukup terhibur dengan kalimat-kalimat yang disusun oleh Ernest Hemingway. Apa ini hanya perasaanku saja ya?, yang merasa tulisan Ernest dan Dea Anugrah memiliki nyawa yang sama.
Di buku ini terdapat kumpulan tulisan jurnalistik Ernest Hemingway yang mencakup berbagai laporan masa-masa penting dalam sejarah. Tulisan-tulisannya tidak hanya bersifat informatif tetapi juga membawa gaya khasnya yang lugas, padat dan penuh emosi tersembunyi.
Tulisan Ernest Hemingway di buku ini berhasil memikat hati saya, ada beberapa kalimat yang membuat saya bertanya "kok bisa ya dia kepikiran kalimat ini?". Menurutku tulisan yang bagus itu tulisan yang mengandung kalimat-kalimat magis, dan Ernest Hemingway punya itu. Tulisannya tidak langsung menjelaskan secara gamblang tapi membiarkan pembaca memahami sendiri lewat detail, dialog atau diksi yang dia pakai. Jadi, tulisan Ernest Hemingway terasa lebih nyata dan tidak terdengar sok tau.
Buku ini rekomen banget sih buat yang mau belajar tulisan dengan gaya show, don't tell. Menurutku Ernest Hemingway lihai betul dalam hal ini.
Komentar
Posting Komentar