Film Animasi Terbaper
Disney memang patut diacungi jempol dalam menciptakan karakter tontonan yang menarik, dulu waktu kecil seneng banget sama micky mouse juga tokoh-tokoh princess seperti cinderella yang berhasil mengambil hati bocil, bahkan sampai sekarang saya masih suka nonton film-film Animasi Disney. Rata-rata film yang saya tonton membuat saya mewek, ada dua film Disney yang digarap bersama Pixar Studio yang membuat saya sesak, satu berjudul Inside Out, yang kedua berjudul Soul. Kedua film tersebut berhasil membuat saya nangis kejer dan ada perasaan sparkling diending, setidaknya itu yang saya rasakan.
Baik, saya akan ceritakan perasaan saya saat menonton Inside Out beberapa tahun lalu, film ini menceritakan petualangan dari 5 karakter yakni Joy Sadness, Fear, Anger, dan Disgus. Karakter-karakter ini merepresentasikan emosi manusia, tugas mereka mengendalikan emosi Riley tokoh utama dalam cerita. Dalam film ini kita akan disuguhkan petualangan mereka dalam mengendalikan emosi Riley. Masalah muncul saat Joy yang merepresentasikan kebahagiaan ingin mendominasi emosi Riley agar tetap bahagia meski dalam keadaan sulit, dan berusaha mencegah Sadness ikut campur dalam emosi Riley.
Inti permasalahan di film Inside Out sebenarnya sering kita temui di dunia nyata. Kita seringkali beranggapan bahwa kita harus terus hidup bahagia dan mengesampingkan berbagai emosi negatif, termasuk sedih. Fenomena ini seringkali disebut sebagai toxic positivity. Dalam film ini Sadness terus dicegah agar tidak ikut campur dalam mengendalikan perasaan Riley. Tapi pada akhirnya, sadness berperan penting untuk memperbaiki semua kekacauan perasaan, dengan apa? yap betul, akhirnya Riley menangis dan mengungkapkan perasaan kecewa yang selama ini ia pendam.
Terkadang, kita menganggap perasaan sedih itu remeh dan berusaha untuk menyingkirkan perasaan tersebut. Terkadang juga kita menguatkan diri agar tidak menangis dan berusaha untuk terus bahagia, padahal hal tersebut akan berpengaruh buruk pada diri kita. Menolak perasaan negatif seperti sedih secara terus menerus menyebabkan emosi dan perasaan negatif terus menumpuk, maka akibatnya akan memicu stres maupun gangguan emosional lainnya. Gitu looohh, bahaya banget kan, jadi misal kita lagi sedih ya sedih aja, pengen nangis ya nangis aja, jangan maksain harus bahagia terus. Kalopun kamu sedih, dunia akan tetep terus berputar kok, it's okey. Mari kita hadapi dunia, meski dengan nangis dikit hehe.
Film kedua yang membuat saya mewek dan merenung adalah film “Soul” . Film ini bercerita tentang Joe Gardner yang bekerja sebagai guru tapi ia bercita-cita ingin menjadi musisi jazz terkenal. Suatu ketika ia mendapat kesempatan untuk bergabung dengan klub musik jazz di kotanya, tapi dia mengalami kecelakaan yang membuat jiwanya berada di alam lain, nah dari sinilah cerita dimulai, dalam film ini kita akan dibawa ke petualangan Joe Gardner untuk kembali pada tubuhnya di bumi. Sebenarnya film ini mengajak kita untuk bertanya kembali pada diri sendiri tentang tujuan hidup, impian dan juga menerima kegagalan.
Selain ajakan untuk mengingat kembali tujuan hidup, “Soul” mengandung pesan akan pentingnya mensyukuri hal-hal kecil dalam kehidupan yang kita miliki. Juga mengajarkan kita agar bermanfaat bagi sekitar, dan yang paling penting menikmati setiap kesedihan dan kegagalan dalam hidup.
Setelah menonton film ini saya mempunyai pertanyaan pada diri sendiri, apakah benar cita-cita saya menjamin kebahagiaan saya kelak? apa benar kegagalan yang saya rasakan sekarang adalah sebuah kegagalan? Jangan-jangan apa yang sudah saya punya sekarang adalah hal-hal yang membuat saya bahagia meski ini bukan cita-cita saya. Pertanyaan-pertanyaan serupa akan muncul di benak kalian ketika sudah menonton film ini, yaahh setidaknya begitulah yang saya rasakan. Coba aja nonton dan coba ceritakan perasaan semacam apa yang muncul setelahnya. Selamat menonton.
Komentar
Posting Komentar