Opini Santuy Tentang Buku "The Midnight Library"
The Midnight Librabry novel fantasi karya Matt Haig, buku yang rame betul di base twitter. Buku menceritakan tentang atara kehidupan dan kematian, dan adanya perpustakaan ajaib yang membawa tokoh utama menjelajahi hidupnya, atau orang bilang dunia parallel.
Buku ini sedikit menyinggung mental illness, tentang orang depresi yang tidak punya semangat hidup. Banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari buku ini, ada beberapa kutipan saya seperti “selagi kita masih hidup, kita selalu memiliki masa depan dengan beribu kemungkinan”.
Buku ini lumayan lama saya selesaikan, sampai dititik males banget hatamin karena udah bosan parah, tapi saya selalu ingat tanggung jawab saya, apalagi ini buku hadiah ulang tahun (lebih tepatnya hadiah yang saya pilih sendiri hehe) dari temen kantor. Saya merasa punya tanggung jawab lebih atas apa-apa yang dikasih orang lain, karena itu adalah bentuk mengharai pemberian orang lain.
Ibaratnya gini wir, kamu kan udah dibeliin buku sama orang lain, masa iya gak kamu baca atau gak kamu sentuh sama sekali. Karena kita gak tau lho, uang mana yang dia pake buat beliin buku kita, barangkali uang yang rencana mau dia pake buat beramal mungkin tapi uang itu dibuat beliin kita buku, dan ternyata gak kamu baca, sungguh sia-sia perjuangannya buat beramal kan?.
Memang perumpamaan yang saya buat mungkin terlalu jauh atau terdengar lebay, tapi setidaknya pikiran-pikiran seperti di atas membuat saya lebih menghargai pemberian orang lain. Pikiran-pikiran itu yang akhirnya mendorong saya untuk menyelesaikan buku ini dengan cepat (biar gak terbebani karena belum hatam), tapi saya dibuat kagum dengan beberapa halaman terakhir.
Mungkin yang membuat saya bosan adalah saya masuk terlalu dalam ke cerita, saya terlalu mengikuti alur hidup Nora Seed yang membuat saya bosan, karena hidupnya juga bosan. Tapi ketika Nora Seed si tokoh utama menemukan semangat hidupnya kembali, saya juga ikut semangat membacanya. Jadi, menurut saya bukan bukunya yang membosankan, tapi karena saya terlalu masuk dalam cerita, saya jadi ikut takut saat Nora membuka buku-buku penyesalannya, saya juga ikut bosan dengan hidup yang gitu-gitu aja. Intinya, penulis sangat bisa menggambarkan kejadian dengan epic.
Meskipun buku ini terjemahan, tapi bahasanya lumayan enak dibaca, lagi-lagi “lumayan enak” karena memang lebih enak novel asli bahasa Indonesia. Kelemahan buku terjemahan memang seperti itu, ada beberapa kalimat yang tidak bisa sama persis seperti kalimat asli, jadi esensinya berkurang. Makanya, saya pengen banget lancar bahasa inggris biar kalo baca novel gak baca terjemahannya.
Tapi buku ini keren banget, endingnya heart warming. 8/10 untuk buku ini. Buat kalian yang penasaran, mending beli aja dehh, karena kalian akan menjelajah ke dunia-dunia parallel yang ada di perputakaan ajaib ini. Selamat membaca guys
Komentar
Posting Komentar