Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Bakat Terpendam Nying-nying Dalam Bersepeda

 Pada tahun 2014 kebawah, berangkat sekolah menggunakan sepeda onthel adalah hal yang lumrah. Saya juga kurang paham apa yang bikin ngonthel waktu itu jadi hits , atau memang karena kebutuhan?, padahal sebenarnya pada tahun-tahun tersebut kendaran bermotor juga sudah banyak, lha kok ndak naik motor saja?. Tapi rata-rata anak sekolahan jaman dulu malah banyak yang menggunakan sepeda untuk sekolah. Tak terkecuali saya, dari kecil saya dibiasakan mandiri untuk berangkat sekolah sendiri dan hampir tidak pernah diantar (kecuali waktu TK), jadi saya selalu mancal (bersepeda) untuk berangkat sekolah. Saya ingat betul, hanya satu kali saya berangkat sekolah diantar emak, itupun karena saya sakit dan terpaksa harus masuk karena ujian semester, waktu SMP. Saya juga tidak paham, mengapa dulu saya ambis ra umum , padahal kan kalau sakit ya sudah ijin saja, masalah ujian kan bisa nyusul, tapi saya lebih memilih masuk sekolah dan mengerjakan soal ujian dengan tubuh lemas seperti kulup terong , p...

Mengejar Kereta Seperti Film India

Gambar
  " Urip ra onok dramane yo guduk urip!! ", setidaknya kalimat itu sudah puluhan kali saya dengar dari berbagai mulut kawan-kawan saya. Namanya Tatang (tentu nama yang saya samarkan untuk melindungi martabatnya wqwqwq), salah satu teman saya waktu kuliyah, namanya berbau Sunda tapi dia asli Madura, Madura Negeri, bukan Madura Swasta seperti Jember dan sekitarnya. Dari kalimat yang sering saya dengar itu, maka sesering itu juga drama muncul di kehidupan saya dan pertemenan saya dengan kawan-kawan, terutama pengalaman drama saat berteman dengan Tatang, asyu tenan .  Dari sekian drama yang pernah kami alami, satu yang bikin saya enggak habis pikir. Musibah drama itu dimulai ketika kami perjalanan ke kota Banyuwangi untuk mengunjungi salah satu teman. Manusia-manusia bondo nekat seperti kami tentu punya nyali lebih dari manusia normal untuk melakukan liburan tanpa modal, nekat buoss!.  Jauh sebelum kami tidak punya uang (sepertinya memang sering tidak punya uang)...

Mengirim Pelukan Hangat Untuk 2018

Gambar
 Foto yang saya ambil di Mall Bogor Saya pernah dengar, ada yang mengatakan bahwa jika seseorang tengah mengenang masa-masa indah di masa lampau berarti dia sedang tidak bahagia di masa sekarang. Saya tidak keberatan dengan pernyataan itu, toh ada benarnya juga dan yang penting tidak melanggar syariat agama. Selain iseng, ketika sedang mengenang berarti kita sedang rindu, dan ketika sedang rindu maka kita sedang sedikit sedih karena kangen, ya tho? .  Selama pandemi yang berjalan kurang lebih 2 tahun ini saya jadi lebih sering mengenang masa-masa sebelum korona merajalela. Dalam benak saya seringkali muncul pertanyaan, "kapan ya kita bisa keluar tanpa masker?", pertanyaan itu sering muncul di kepala saya sesering pertanyaan " kapan aku rabi ya Allah ?" *emot nangis. Keduanya adalah hal yang bisa saja terjadi tapi kapan terjadinya hanya Gusti Pengeran yang tahu dan yang mengerti caranya. lah kok mblakrak tutuk rabi peh! Sebenarnya pada kesempatan ini saya ingin mence...

Mereka Semua Sama, Kecuali yang Ada di Hatinya dan Hanya Tuhan yang Paham

Gambar
Ilustrasi foto dari google “Mereka semua seperti hewan!” Sebuah makian membumbui kopi yang baru saja dipesan oleh Tan “Kita semua masuk dalam kingdom animalia, kecuali kalau kamu bisa berfotosintesis" sahut santai manusia yang baru saja menyulut puntung rokok sisa semalam “Maksudku mereka tidak bisa berpikir, persis seperti hewan!, Lihatlah!” Manusia muda yang menggebu-gebu itu menyodorkan handphonenya “Hewan juga bisa berpikir. kau tahu? tiap pagi burung-burung bangun dan bergegas mencari makan, bukankah itu bentuk dari sebuah pemikiran?. Bahkan mereka tidak pernah bermalas-malasan seperti manusia. Dan mereka juga tidak pernah mbangkong seperti kamu" jawab Dul santai yang hanya melirik handphone Tan, tidak tertarik. “Tapi mereka tidak berperasaan Dul, dan itu hewani sekali" suara Tan mulai meninggi  “Kau tahu, bahwa ada induk sapi yang berdoa pada Tuhan agar nabi Yaqub merasakan rasa sakit kehilangan seorang anak sama seperti yang ia rasakan saat anaknya dis...